aji.solokota@email.com 

aji.solokota@email.com

Ingat Sulitnya Berhenti Merokok, Mantan Perokok Dukung KTR di Solo

Peraturan Daerah No 9 Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kota Surakarta disambut baik oleh seorang mantan perokok.

Eksa Fauzi, seorang mahasiwa sebuah perguruan tinggi di Solo yang dulunya merupakan perokok aktif sangat mendukung kebijakan tersebut. Menurutnya, ketika hendak berhenti merokok, banyak godaan dari orang lain yang merokok sehingga muncul keinginan untuk merokok lagi dan sulit berhenti dari kebiasaan tidak sehat itu.

“Setidaknya dengan kebijakan tersebut terus menerus diterapkan, orang yang tidak betah dengan adanya orang merokok di sekelilingnya bisa kembali nyaman,” ungkapnya, Jumat (19/6/2020).

Eksa juga membagikan kisah selama berupaya untuk berhenti merokok, yang awalnya sehari hampir mengahabiskan dua bungkus rokok sekarang benar-benar tidak merokok sama sekali. Demi menjaga kesehatan dan membangun kariernya di masa depan, ia mengubah kebiasaan merokok menjadi pola hidup sehat.

“Setelah meninggalakan kebiasaan itu, diri sediri jadi ngerasa bagus banget ketika kebiasaan merokok langsung diubah menjadi kebiasaan. Orang yang menjaga stamina maupun pola hidup sesehat mungkin,” imbuhnya, Jumat (19/6/2020).

Dia meyakini Kebijakan KTR jika di implementasikan lebih maksimal akan berdampak baik bagi perokok pasif maupun orang yang berusaha berhenti merokok. Bahkan kata dia, bisa juga perokok aktif mengurangi intensitas merokok dan perlahan bisa meninggalkannya. Kebijakan ini dirasa sangat membantu bagi masyarakat untuk lebih mengatur pola hidup sehat dan lebih nyaman berada di kawasan umum.

Berdasarkan data Kajian Badan Litbangkes tahun 2015, Angka kematian akibat merokok dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sekitar 225.700 orang di Indonesia meninggal akibat merokok dan penyakit lainnya yang berkaitan dengan rokok. Hal tersebut menggambarkan dampak buruk merokok.

Meski demikian, tak semua orang bersedia meninggalkan kebiasaan merokok. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2018 menunjukkan bahwa 30,4% perokok di Indonesia pernah mencoba berhenti, namun hanya 9,5% di antaranya yang sukses. (Anisa Yuliana)

See also  "Masih Ada Asbak di Tempat Ibadah"

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

aji.solokota@gmail.com