Dinas Kesehatan Kota Surakarta mengungkapkan masih tingginya jumlah keluarga yang belum terbebas dari asap rokok. Padahal, aktivitas merokok diyakini meningkatkan risiko penularan Covid-19 dengan kondisi berat.
Di Kota Surakarta sendiri terdapat 34 (Pasien Dalam Pengawasan) PDP Covid-19, empat di antaranya meninggal dunia dan diketahui memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes dan paru-paru yang bisa disebabkan karena merokok.
Kepala Dinas Kesehatan Surakarta Siti Wahyuningsih mengungkapkan sekitar 43,3% keluarga di Surakarta masih terdapat orang merokok. Padahal di dalam keluarga itu terdapat anak-anak. “Angka ini masih sangat memprihatinkan mengingat jumlah anggota keluarga yang berbeda-beda,” kata Siti dalam diskusi daring bertema Implementasi Kawasan Tanpa Rokok di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (5/6/2020).
Siti juga memaparkan bahwa untuk mengurangi angka perokok perlu kesadaran dari lingkup kecil dimulai dari keluarga, RT, RW lalu kemudian meluas. “Kuncinya adalah dari kelompok-kelompok kecil menjadi kelompok yang lebih besar.” ujarnya melalui aplikasi Google Meet.
Salah satu upaya mengurangi efek asap rokok bagi kelompok rentan dan non perokok adalah penerapan Peraturan Daerah No 9/2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Dalam hal ini pemerintah Solo melakukan implementasi KTR dengan berkoordinasi dengan Satpol PP dan melakukan pemantauan secara berkala dan pembinaan ke penanggung jawab terkait penegakan KTR di Solo.
Siti mengingatkan aktivitas merokok yang melibatkan kontak jari tangan dengan mulut di nilai memungkinan virus dari tangan berpindah ke mulut lebih mudah. Tak hanya itu, kondisi paru-paru seorang perokok yang umunya sudah memiliki masalah karena zat-zat dalam rokok yang terhirup.
“Tentu hal ini memiliki kolerasi mengingat virus corona menyerang paru-paru dan merokok memiliki dampak langsung terhadap kesehatan paru-paru,” lanjut Siti.
Aktivitas merokok di Indonesia tak mengenal usia, baik tua, dewasa bahkan remaja. Hasil penelitian Center of Tobacco Control Research and Education Departement of Medicine, University of California San Fransisco, mengungkapkan seorang perokok memiliki resiko 2,25 kali lipat lebih tinggi terjangkit Corona Virus Disease 2019 (Covid19). (Wike Wulandari)